Ayah Mengalami Baby Blues Bisa Saja Terjadi Selayaknya Seorang Ibu

Tak Hanya Ibu, Ayah Mengalami Baby Blues Juga
Ayah mengalami baby blues dapat saja terjadi seperti halnya seorang ibu. Perlu diketahui kalau ternyata tidak selalu kaum ibu yang bisa merasakan syndrome baby blues seusai melahirkan buah hati lho. Berdasarkan pada sebuah studi yang terbit pada journal pediatric menemukan bahwa kaum ayah juga dapat mengalami postpartum distress syndrome atau lebih dikenal dengan baby blues. Ga percaya? Let’s check this out!
Seorang suami dapat merasakan gejala emosional seperti menangis tanpa sebab, sangat sensitif, dan mudah sedih atau cemas. Hal ini disebabkan beberapa hal seperti ketakutan dengan tanggung jawab barunya (bayi) dan ketidaksiapan untuk menjadi seorang ayah.
Ada juga kurang tidur serta istirahat karena sibuk mengurus kebutuhan bayi juga istri, faktor lainnya bisa juga karena permasalahan finansial yang kurang mendukung atau menimbulkan kecemasan pada ayah.
Bagi ayah yang bekerja sebagai pegawai kantoran biasanya hanya mendapat cuti sebentar untuk menemani lahirnya sang buah hati, hal ini juga bisa mencetuskan baby blues pada ayah.
Yang terakhir ada juga faktor merasa kurang diperhatikan, wajar jika seorang ibu akan lebih sibuk kepada anaknya dari pada suami. Merasa kurang diperhatikan dapat membuat ayah kesulitan beradaptasi, mungkin dari sebelumnya bangun pagi disayang istri menjadi bangun pagi urus diri sendiri.
Setelah mengetahui penyebab maka kita juga harus paham dengan gejalanya, terdapat beberapa gejala yang mungkin terlihat pada ayah yang menderita sindrom baby blues seperti sering merasa sedih serta mudah tersinggung pada hal kecil, merasa tidak berguna bagi anak juga istrinya, bahkan ada yang sampai tidak tertarik dengan interaksi seksual kepada istrinya, ada juga yang melupakan hobi atau kesukaannya, sebagian kecil melampiaskan emosional pada hal-hal negatif seperti alkohol.
Tak bisa dipungkiri kemungkinan berselingkuh juga meningkat, dapat dilihat juga memiliki napas yang tersengal-sengal. Terakhir, banyak juga yang menyibukkan diri dengan alasan bekerja untuk pelampiasan terhadap perasaannya.
Jadi jika melihat suami atau orang terdekat mengalami salah satu gejala yang tertulis di atas jangan disepelekan, segera ambil langkah-langkah yang dapat menenangkan perasaan orang tersebut.
Tapi tenang jangan panik semua pasti ada solusinya, bagi para pasutri bisa saling memberi perhatian kepada pasangan, kedua segera jauhi berbagai pikiran buruk begitu juga dengan orang-orang yang berdampak negatif pada diri kita. Kalau bahasa gaulnya toxic friends, buang jauh-jauh deh teman seperti itu. Kemudian terakhir jika masih belum teratasi segeralah konsultasi ke dokter, biarkan dokter yang menetukan terapi yang pas untuk masing-masing individu.
Intinya semua bermula dari perasaan yang tak tenang sehingga menimbulkan berbagai perspektif negatif dalam diri, maka jika sudah mengucapkan ijab di depan penghulu harus sudah siap mental juga fisik untuk menghadapi segala cobaan dalam pernikahan.
Jangan sampai pikiran-pikiran buruk mencemari otak sampai berdampak buruk pada kesehatan mental diri kita. Anggaplah kehadiran buah hati sebagai kebahagiaan yang tak terhingga karena banyak di luar sana pasangan yang mengharapkan kehadiran bayi sampai bertahun-tahun lamanya tapi tidak berhasil. Bagi pasangan yang telah pecah telur, syukuri dan banyak dekatkan diri kepada Tuhan karena obat terbaik untuk kesehatan mental adalah ibadah.
Sekian artikel kali ini membahas tentang ayah mengalami baby blues. Semoga bermanfaat untuk suami agar bersiap menjadi seorang ayah. Sampai ketemu di artikel selanjutnya!
Baca Juga: Tips Menjaga Kehamilan Muda