Apa Itu Stunting? Mengetahui Penyebab dan Pencegahannya

Apa itu stunting? Stunting merupakan masalah kekurangan gizi kronis akibat kekurangan gizi yang berkepanjangan yang menyebabkan gangguan perkembangan pada anak. Seorang anak dianggap stunting jika tinggi badannya kurang atau kerdil dari usia standar (menurut WHO-MGRS).
Nah, berikut informasi selengkapnya mengenai stunting dan cara mencegahnya!
- Penyebab stunting pada anak
Penyebab utama penghambatan adalah malnutrisi kronis karena bayi berada dalam kandungan sampai masa awal kehidupan bayi (1000 hari setelah lahir). Beberapa faktor penyebab terjadinya gizi buruk kronis, antara lain:
- Faktor gizi buruk yang dihadapi ibu hamil dan balita
- Kurangnya pengetahuan ibu tentang gizi sebelum, selama dan setelah kehamilan
- Kurangnya akses air bersih dan sanitasi
- Kurangnya akses makanan bergizi karena ketidakmampuan membayar
- Keterbatasan pada akses pelayanan kesehatan
- Infeksi
- Gejala stunting
Beberapa gejala pertumbuhan terhambat yang dapat diidentifikasi adalah:
- Tinggi badan lebih rendah dari rata-rata karena pertumbuhan lambat
- Tumbuh gigi terlambat
- Konsentrasi dan daya ingat yang buruk
- Pubertas terlambat
- Anak lebih pendiam dan jarang melakukan kontak mata dengan orang lain (biasanya pada usia 8-10)
- Dampak stunting pada anak
Ketidaktahuan mempengaruhi anak-anak baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Efek jangka pendek dari stunting termasuk gangguan perkembangan otak, kecerdasan, gangguan perkembangan fisik, dan gangguan metabolisme.
Sementara itu, efek jangka panjang dari stunting tidak segera diobati adalah penurunan kemampuan kognitif otak, melemahnya sistem kekebalan tubuh, yang mengarah pada penyakit ringan dan risiko tinggi penyakit metabolik seperti obesitas, penyakit jantung dan pembuluh darah.
- Cara Mengetahui stunting pada anak
Stunting dapat dideteksi di Puskesmas, klinik atau rumah sakit dengan menggunakan standar pengukuran WHO-MGRS.
- Cara mencegah stunting pada anak
Stunting pada anak dapat dicegah melalui beberapa cara penting, seperti:
- Pola makan dengan gizi seimbang
Konsep makana dengan gizi yang seimbang harus diperkenalkan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam satu kali makan, setengah dari makanan itu penuh dengan sayuran dan buah-buahan, sedangkan setengahnya lagi penuh dengan sumber protein (vegetarian atau hewani) dengan porsi lebih banyak karbohidrat.
Baca juga: Beragam Peralatan Steril Untuk Bayi Baru Lahir
- Pola asuh yang tepat
Aspek perilaku juga mempengaruhi stunting, terutama pada kasus orang tua yang kurang baik dalam pemberian makan bayi dan anak kecil. Pencegahan stunting dimulai dengan mengajarkan gizi dan kesehatan reproduksi remaja, kemudian pola asuh yang baik agar ibu hamil memahami pentingnya pemenuhan kebutuhan gizi selama kehamilan.
Pencegahan lain dapat dilakukan dengan memeriksa rutin kehamilan dan melakukan persalinan di fasilitas kesehatan, inisiasi menyusui dini (EMI), dan pemberian ASI mengandung banyak kolostrum, terutama setelah beberapa hari setelah bayi lahir. Pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan, dilanjutkan dengan pemberian makanan tambahan (MPASI).
Pantau terus tumbuh kembang anak Anda di pusat pelayanan kesehatan.
- Menggunakan sanitasi dan akses air bersih
Akses yang buruk terhadap perawatan kesehatan, akses terhadap sanitasi dan air minum yang aman berperan dalam membentuk stunting. Selain itu, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir harus dilakukan untuk melindungi tubuh dari berbagai faktor penyebab terhambatnya pertumbuhan.
Penutup
Wah, ternyata pola asuh yang tidak tepat oleh ibu bisa menyebabkan terjadinya stunting. Nah, untuk para calon ibu sebaiknya mengedukasi diri sedini mungkin agar dapat menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan stunting serta si buah hati dapat tumbuh sehat.
Baca juga: Cara Mengeluarkan Dahak pada Bayi dengan Benar
Sumber: https://beritakubaru.com/